Tumbuhan penghasil pestisida nabati dibagi menjadi lima kelompok, yaitu:
- Kelompok tumbuhan insektisida nabati, adalah
kelompok tumbuhan yang menghasilkan pestisida pengendali hama insekta.
Contoh tumbuhan dari kelompok ini adalah: piretrium, aglaia, babadotan,
bengkuang, bitung, jaringau, saga, serai, sirsak, srikaya.
- Kelompok tumbuhan antraktan atau pemikat,
adalah tumbuhan yang menghasilkan suatu bahan kimia yang menyerupai sex
pheromon pada serangga betina. Bahan kimia tersebut akan menarik
serangga jantan, khususnya hama lalat buah dari jenis Bactrocera
dorsalis. Contoh tumbuhan dari kelompok ini adalah: daun wangi dan
selasih.
- Kelompok tumbuhan rodentisida nabati, adalah
kelompok tumbuhan yang menghasilkan pestisida pengendali hama rodentia.
Tumbuh-tumbuhan ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu sebagai penekan
kelahiran (efek aborsi atau kontrasepsi) dan penekan populasi, yaitu
meracuninya. Tumbuhan yang termasuk kelompok penekan kelahiran umumnya
mengandung steroid, sedangkan yang tergolong penekan populasi biasanya
mengandung alkaloid. Dua jenis tumbuhan yang sering digunakan sebagai
rodentisida nabati adalah jenis gadung KB dan gadung racun.
- Kelompok tumbuhan moluskisida, adalah kelompok
tumbuhan yang menghasilkan pestisida pengendali hama moluska. Beberapa
tanaman menimbulkan pengaruh moluskisida, diantaranya: daun sembung,
akar tuba, patah tulang dan tefrosia (kacang babi).
- Kelompok tumbuhan pestisida serba guna, adalah
kelompok tumbuhan yang tidak berfungsi hanya satu jenis saja, misalnya
insektisida saja, tetapi juga berfungsi sebagai fungisida, bakterisida,
moluskisida, nematisida dan lainnya. Contoh tumbuhan dari keompok ini
adalah: jambu mete, lada, mimba, mindi, tembakau dan cengkih.
Pestisida nabati dapat membunuh atau mengganggu serangan hama dan penyakit melalui cara kerja yang unik, yaitu dapat melalui perpaduan berbagai cara atau secara tunggal. Cara kerja pestisida nabati sangat spesifik, yaitu :
- merusak perkembangan telur, larva dan pupa
- menghambat pergantian kulit
- mengganggu komunikasi serangga
- menyebabkan serangga menolak makan
- menghambat reproduksi serangga betina
- mengurangi nafsu makan
- memblokir kemampuan makan serangga
- mengusir serangga
- menghambat perkembangan patogen penyakit.
Pestisida nabati mempunyai beberapa keunggulan dan kelemahan. Keunggulan pestisida nabati adalah :
- murah dan mudah dibuat sendiri oleh petani
- relatif aman terhadap lingkungan
- tidak menyebabkan keracunan pada tanaman
- sulit menimbulkan kekebalan terhadap hama
- kompatibel digabung dengan cara pengendalian yang lain
- menghasilkan produk pertanian yang sehat karena bebas residu pestisida kimia.
Sementara, kelemahannya adalah :
(1) daya kerjanya relatif lambat;
(2) tidak membunuh jasad sasaran secara langsung;
(3) tidak tahan terhadap sinar matahari;
(4) kurang praktis;
(5) tidak tahan disimpan
(6) kadang-kadang harus disemprotkan berulang-ulang.
Pestisida nabati dapat diaplikasikan dengan menggunakan alat
semprot (sprayer) gendong seperti pestisida kimia pada umumnya. Namun,
apabila tidak dijumpai alat semprot, aplikasi pestisida nabati dapat
dilakukan dengan bantuan kuas penyapu (pengecat) dinding atau merang
yang diikat. Caranya, alat tersebut dicelupkan kedalam ember yang berisi
larutan pestisida nabati, kemudian dikibas-kibaskan pada tanaman.
Supaya penyemprotan pestisida nabati memberikan hasil yang baik,
butiran semprot harus diarahkan ke bagian tanaman dimana jasad sasaran
berada. Apabila sudah tersedia ambang kendali hama, penyemprotan
pestisida nabati sebaiknya berdasarkan ambang kendali. Untuk menentukan
ambang kendali, perlu dilakukan pengamatan hama seteliti mungkin.
Pengamatan yang tidak teliti dapat mengakibatkan hama sudah terlanjur
besar pada pengamatan berikutnya dan akhirnya sulit dilakukan
pengendalian.
RESEP BIO PESTISIDA NABATI
Tanaman Aromatik/atraktan disebabkan mengandung methyl euganol untuk penjebak Lalat buah/serangga :
Selasih (Ocimum.sp) dan Melaleuca Bracteata
Pestisida dari ikan mujair dapat mengatasi hama
tanaman terong dan pare. Cara membuat pestisida organik dari ikan mujair
: 1 kg ikan mujair dari empang, dimasukkan ke plastik, dibiarkan selama
3 hari. Kemudian direbus dengan dua liter air selama dua jam dan
disaring. Dapat digunakan secara langsung atau ditambahkan tembakau
dahulu.
Pestisida organik lainnya dapat diperoleh dari
biji mahoni, kunyit, jahe, serai dan cabe. Pembuatannya dengan
dihaluskan, diberi air, diperas dan disaring. Untuk cabe saat
penyemprotan harus hati-hati jangan sampai berbalik arah mengenai
manusia.
Pestisida dari mahoni untuk mengatasi hama tanaman
terong dan pare. Kunyit, jahe, serai untuk mengatasi jamur tanaman dan
buah. Cabe untuk mengatasi semua jenis hama kecuali hama di dalam tanah
Menanggulangi penyakit keriting pada cabai, Bahan:
brotowali satu kilogram (atau daun-daunan yang pahit), kapur 10 sendok
makan, kunyit satu kilogram.Cara membuat: Ketiga bahan ditumbuk dan
diambil airnya lalu dicampur dengan air 30-50 liter. Bahan ini siap
digunakan untuk mengendalikan penyakit keriting pada cabai.
Mencegah semut pada persemaian, Bahan: kunir satu
ons, laos satu onsCara pembuatan: kunir dan laos dihaluskan kemudian
ditambah air secukupnya lalu disaring.Cara pemakaian: larutan hasil
saringan dimasukkan dalam penyemprot yang sudah berisi air (10 liter),
semprotkan di lahan sehari sebelum digunakan untuk menyemai tanaman dan
diulang tiga hari sesudah tanaman disemai.
Pengendalian ulat pada tanaman padi, Bahan: tanaman
sere (seluruh bagian dan air).Cara pembuatan: tanaman sere (250 gram)
ditumbuk sampai halus. Tambahkan air secukupnya (empat gelas). Saringlah
agar diperoleh cairan sere.Cara pemakaian: larutan dicampur dengan 13
liter air. Semprotkan pada tanaman padi yang terserang ulat (hama putih,
penggulung daun, penggerek batang). Untuk penggerek batang satu minggu
setelah dijumpai adanya telur.
Mengendalikan ulat pada tanaman tomat, cabai, melon
dan semangka, Bahan: puntung rokok satu ons dan air tujuh liter.Cara
pembuatan: masukkan puntung rokok dalam air. Biarkan selama 4–7 hari.
Saringlah agar diperoleh air larutan yang bersih. Gunakan untuk
mengendalikan hama yang menyerang tanaman. Penyemprotan pada pagi dan
sore hari.
Pengendalian ulat grayak dan wereng, Bahan: 250 gram
daun sirsak segar, air ½ liter.Cara pembuatan: daun sirsat yang masih
segar ditumbuk halus ditambah dengan air kemudian disaring.Pemakaian:
campurlah saringan air sirsat segar tersebut dengan air 14 liter dan
semprotkan pada tanaman yang terserang hama.
Penyakit keriting pada cabai, Bahan: abu dapur dua
kilogram, tembakau ¼ kg, belerang tiga ons.Cara pembuatan: ketiga bahan
direndam dalam air selama 3–5 hari. Saring air rendaman tersebut dan
semprotkan pada tanaman yang terkena penyakit keriting.Cara yang lain,
bisa juga dengan menaburkan secara langsung abu dapur pada tanaman yang
terserang penyakit keriting.
Mengendalikan hama wereng, Bahan: kecubung dua
butir, jenu satu kilogram.Cara pembuatan: kedua bahan direbus dengan air
sampai mendidih. Saringlah air tersebut. Cara penggunaan: setiap satu
liter air rebusan dicampur dengan 16 liter air. Semprotkan pada tanaman
yang terserang hama wereng.
Mengendalikan ulat grayak, ulat lain dan serangga,
Bahan: segenggam daun gamal (satu kilogram), lima liter air, 250 mg
tembakau rokok (sudah dirokok).Cara membuat: segenggam pucuk daun gamal
ditumbuk halus. Campurlah dengan air kemudian rebuslah. Dinginkan
kemudian tambahkan tembakau dan aduklah hingga air berubah menjadi agak
kehitaman/kemerahan.Cara penggunaan: setiap 250 cc air larutan dicampur
dengan air 10 liter. Gunakan untuk mengendalikan hama yang menyerang
tanaman.
Hama walangsangit, Bahan: brotowali satu kilogram
dan kecubung dua butir.Cara membuat: kedua bahan tersebut direbus dengan
air satu liter. Air rebusan kemudian disaring. Campuran larutan
tersebut dengan air 16 liter. Gunakan untuk mengendalikan hama
walangsangit yang menyerang tanaman. Penyemprotan pada pagi dan sore
hari.
Untuk Mengendalikan Hama Secara Umum,
Bahan :Daun nimba 8 kg, lengkuas 6 kg, serai 6 kg, deterjen 20 gram,
air 20 liter.Cara Pembuatan Daun nimba, lengkuas, dan serai ditumbuk.
Seluruh bahan diaduk merata dalam 20 liter air, lalu direndam selama 24
jam. Keesokan harinya larutan disaring dengan kain halus. Larutan hasil
penyaringan ditambah diterjen dan diencerkan dengan 60 liter air, bisa
digunakan untuk luas 1 ha. Semprotkan pada tanaman.
Untuk Mengendalikan Hama pada Bawang Merah,
Bahan :Daun nimba 1 kg, umbi gadung racun 2 buah, deterjen sedikit
berfungsi sebagai pelekat daun, air 20 liter.Cara Pembuatan :Daun nimba
dan umbi gadung ditumbuk halus. Selanjutnya seluruh bahan diaduk merata
dlam 20 liter air, dan diendapkan semalam. Keesokan harinya larutan
disaring dengan kain halus dan tambahkan diterjen. Semprotkan pada
tanaman bawang merah
Ramuan untuk mengendalikan Trips pada cabe,
Bahan :Daun sirsak 50-100 lembar, deterjen atau sabun colek 16 gram
dan air 5 liter Cara Pembuatan Daun sirsak ditumbuk halus dicampur
dengan 5 liter air dan diendapkan semalam. Keesokan harinya larutan
disaring dengan kain halus. Setiap 1 liter hasil saringan diencerkan
dengan 10-15 liter air. Larutan siap disemprotkan ke seluruh tanaman
cabe.
Ramuan untuk mengendalikan Trips, Aphid, dan kutu daun,
Bahan:Daun pamor-pamor 2, 5 kg dan air 7,5 liter .Cara Pembuatan
Daun pamor-pamor ditumbuk (blender) sampai halus, kemudian tambahkan air
(konsentrasi 25 %) dan permentasikan selama 1 hari. Kemudian saring
ekstraknya dan tambahkan diterjen sebanyak 5 gram. Semprotkan pada
tanaman.
Ramuan untuk mengendalikan penyakit Antraknose,
BahanRimpang lengkuas 1 kg dan air 2 liter .Cara Pembuatan
Iris rimpang lengkuas, tempatkan pada niru dan jemur sampai kering.
Kemudian cincang rimpang lengkuas sampai kecil-kecil. Selanjutnya
masukkan 2 l air ke dalam panci suling, panaskan dengan nyala api yang
kecil dengan kompor gas/kompor minyak, lalu masukkan rimpang lengkuas
tadi ke dalam panci penguapan. Air hasil sulingan ditampung pada beaker
glass. Semprotkan air sulingan tersebut dengan kosentrasi 15 % pada
tanaman yang terserang Antraknose secara merata. Waktu aplikasi
sebaiknya pada sore hari
Pestisida nabati daun mimba dan umbi gadung efektif untuk mengendalikan ulat dan Hama pengisap,
Bahan: Daun mimba,Umbi gadung,Detergen,Air Alat: Timbangan Alat
penumbuk Tempat pencampuran Pengaduk Saringan.Cara Pembuatan: Cara
pembuatan pestisida nabati daun mimba dan umbi gadung adalah sebagai
berikut.
1.Tumbuk halus 1 kg daun mimba dan 2 buah umbi gadung racun, tambah dengan 20 liter air + 10 g detergen, aduk sampai rata
2.Diamkan rendaman tersebut selama semalam.
3.Saring larutan hasil rendaman dengan kain halus.
4.Semprotkan larutan hasil penyaringan ke pertanaman.
- Bacillus thuringiensis, mengendalikan P. xylostella dan C. binotalis pada kubis
- Ramuan Nimba (Azadirachta indica) Lengkuas (Zingiber aromaticum), dan Serai (Andropogon nardus), mengendali-kan belalang, Kutu daun, Trips dan Aphid.
- Daun Sirsak, mengendaliak Trips pada cabe.
- Daun/sulingan minyak Selasih (Ocimum sanctum) mengen-dalikan lalat buah.
- Sulingan minyak lengkuas, mengendalikan lalat buah dan penyakit Antraknose pada cabe.
- Daun Pamor-pamor/Ki tolod (Laurentia longiflora), mengendalikan Aphid, dan Kutu daun
Untuk Mengendalikan Hama secara Umum. Bahan: Daun Mimba : 8 kg, Lengkuas : 6 kg, Serai : 6 kg, Diterjen/Sabun Colek : 20 gr, Air : 80 liter.
Cara Membuat : Daun mimba, lengkuas dan semi ditumbuk halus
dicampur dengan diterjen/sabun colek lalu tambahkan 20
liter air diaduk sampai merata. Direndam selama 24 jam
kemudian saring dengan kain halus. Larutan akhir
encerkan dengan 60 liter air. Larutan tersebut
disemprotkan pads tanaman untuk luasan 1 hektar.
Untuk Mengendalikan Hama Trips pada Cabai, Bahan: Daun Sirsak 50 - 100 lembar, Deterjen/Sabun Colek 15 gr, Air 5 liter.
Cara Membuat : Daun sirsak ditumbuk halus dicampur dengan 5 liter
air.Direndam selama 24 jam, saying dengan kain halus.Setiap liter
Iarutan dapat diencerkan dengan 10 - 15liter air.Aplikasi dengan
menyemprotkan larutan tersebut pada seluruh bagian tanaman yang ada
hamanya.
Ramuan untuk Mengendalikan Hama Belalang dan Ulat. Bahan : Daun Sirsak 50 lembar,Daun Tembakau satu genggam, Deterjen/Sabun Colek 20 gr. Air 20 liter.
Cara membuat :Daun sirsak dan tembakau ditumbuk halus. Tambahkan deterjen/sabun colek aduk dengan 20 liter air,
endapkan 24 jam. Disaring dengan kain halus dan diencerkan dengan 50 -60 liter air, aplikasi dengan cara disemprotkan.
Ramuan untuk Mengendalikan" Hama Wereng Coklat,
Penggerek Batang dan Mematoda. Bahan:
-Biji Mimba 50 gr, Alkohol 10 cc, Air 1 liter.
Cara membuat : Biji mimba ditumbuk halus dan diaduk dengan 10 cc
alkohol, encerkan dengan 1 liter air, endapkan selama 24 jam, wring dan dapat disemprotkan pada tanaman/serangga hama.
Ramuan untuk Mengendalikan Hama Tanaman Bawang
Merah. Bahan :Daun Mimba 1 kg, Umbi Gadung Racun 2 buah,
Deterjen/Sabun Colek sedikit,Air 20 liter.
Cara membuat :Daun mimba dan umbi gadung ditumbuk halus, ditambah
deterjen/sabun colek aduk dengan 20 liter air, endapkan 24 jam, saring
dan dapat disemprotkan pada tanaman.
Bahan : Limbah daun tembakau 200 kg.
Cara membuat :Dihancurkan/ ditumbuk dihaluskan, cara aplikasi
tumbuhan dan tembakau ditaburkan bersama pemupukan untuk 1 hektar.
Limbah dan tembakau itu baik untuk mengendalikan penyakit karena jamur,
bakteri dan mematoda.
Ramuan untuk Mengendalikan Tikus. Bahan : Umbi
Gadung Racun 1 kg, Dedak padi. 10 kg, Tepung ikan 1 ons, Kemiri
sedikit,Air sedikit.
Cara membuat: Umbi dikupas, dihaluskan, semua bahan dicampurkan
tambah air dibuat pelet. Sebarkan pelet dipematang sawah tempat tikus
bersarang.
Mimba (Azadiracta indica)
Cara pembuatannya dapat dilakukan dengan mengambil 2 genggam bijinya,
kemudian ditumbuk. Campur dengan 1 liter air, kemudian diaduk sampai
rata. Biarkan selama 12 jam, kemudian disaring. Bahan saringan
tersebut merupakan bahan aktif yang penggunaannya
harus ditambah dengan air sebagai pengencer. Cara lainnya adalah dengan
menggunakan daunnya sebanyak 1 kg yang direbus dengan 5 liter
air. Rebusan ini diamkan selama 12 jam, kemudian saring. Air
saringannya merupakan bahan pestisida alami yang dapat digunakan sebagai
pengendali berbagai hama tanaman.
TANAMAN NABATI
Tembakau (Nicotium tabacum)
Tembakau diambil batang atau daunnya untuk digunakan sebagai bahan
pestisida alami. Caranya rendam batang atau daun tembakau selama 3 - 4
hari, atau bisa juga dengan direbus selama 15 menit. Kemudian biarkan
dingin lalu saring. Air hasil saringan ini bisa digunakan untuk
mengusir berbagai jenis hama tanaman.
Tuba, Jenu (Derriseleptica)
Bahan yang digunakan bisa dari akar dan kulit kayu. Caranya dengan
menumbuk bahan tersebut sampai betul-betul hancur. Kemudian campur
dengan air untuk dibuat ekstrak. Campur setiap 6 (enam) sendok makan
ekstrak tersebut dengan 3 liter air. Campuran ini
bisa digunakan untuk mengendalikan berbagai jenis hama tanaman.
Temu-temuan (Temu Hitam, Kencur, Kunyit)
Bahan diambil dari rimpangnya, yang kemudian ditumbuk halus dengan
dicampur urine (air kencing) sapi. Campuran ini diencerkan dengan air
dengan perbandingan 1 : 2 - 6 liter. Gunakan untuk mengendalikan
berbagai jenis serangga penyerang tanaman.
Kucai (Allium schonaoresum)
Kalau menggunakan kucai, cara meramunya adalah dengan menyeduhnya, yang
kemudian didinginkan. Kemudian saring. Air saringannya ini mampu untuk
memberantas hama yang biasanya menyerang tanaman mentimun.
Bunga Camomil (Chamaemelum spp)
Bunga yang sudah kering diseduh, kemudian dinginkan dan saring. Gunakan
air saringan tersebut untuk mencegah damping off atau penyakit rebah.
Bawang Putih (Allium sativum)
Bawang putih, begitu juga dengan bawang bombai dan cabai, digiling,
tambahkan air sedikit, dan kemudian diamkan sekitar 1 jam. Lalu
berikan 1 sendok makan deterjen, aduk sampai rata, dan kemudian ditutup.
Simpan di tempat yang dingin selama 7 - 10 hari. Bila ingin
menggunakannya, campur ekstrak tersebut dengan air. Campuran ini
berguna untuk membasmi berbagai hama tanaman, khususnya hortikultura.
Abu Kayu
Abu sisa bakaran kayu ditaburkan di sekeliling perakaran tanaman
bawang bombay, kol atau lobak dengan tujuan untuk mengendalikan root
maggot. Abu kayu ini bisa juga untuk mengendalikan serangan siput dan
ulat grayak. Caranya, taburkan di sekeliling parit tanaman.
Mint (Menta spp)
Daun mint dicampur dengan cabai, bawang daun dan tembakau. Kemudian
giling sampai halus untuk diambil ekstraknya. Ekstrak ini dicampur
dengan air secukupnya. Dari ekstrak tersebut bisa digunakan untuk
memberantas berbagai hama yang menyerang tanaman.
Kembang Kenikir (Tagetes spp)
Ambil daunnya 2 genggam, kemudian campur dengan 3 siung bawang putih, 2
cabai kecil dan 3 bawang bombay. Dari ketiga bahan tersebut dimasak
dengan air lalu didinginkan. Kemudian tambahkan 4 - 5 bagian air, aduk
kemudian saring. Air saringan tersebut dapat digunakan untuk membasmi
berbagai hama tanaman.
Cabai Merah (Capsium annum)
Cara pembuatannya dengan mengeringkan cabai yang basah dulu. Kemudian
giling sampai menjadi tepung. Tepung cabai tersebut kalau dicampur
dengan air dapat digunakan untuk membasmi hama tanaman.
Sedudu
Sedudu (sejenis tanaman patah tulang) diambil getahnya. Getah ini bisa dimanfaatkan untuk mengendalikan berbagai hama tanaman.
Kemanggi (Ocimum sanetu)
Cara pembuatannya: kumpulkan daun kemangi segar, kemudian keringkan.
Setelah kering, baru direbus sampai mendidih, lalu didinginkan dan
disaring. Hasil saringan ini bisa digunakan sebagai pestisida alami.
Dringgo (Acarus calamus)
Akar dringgo dihancurkan sampai halus (menjadi tepung), kemudian
dicampur dengan air secukupnya. Campuran antara tepung dan air tersebut
dapat digunakan sebagai bahan pembasmi serangga.
Tembelekan (Lantara camara)
daun dan cabang tembelekan dikeringkan lalu dibakar. Abunya dicampur
air dan dipercikkan ke tanaman yang terserang hama, baik yang berupa
kumbang maupun pengerek daun.
Rumput Mala (Artimista vulgaris)
Caranya bakar tangkai yang kering dari rumput tersebut. Kemudian
manfaatkan asap ini untuk mengendalikan hama yang menyerang suatu
tanaman.
Tomat (Lycopersicum eskulentum)
Gunakan batang dan daun tomat, dan dididihkan. Kemudian biarkan dingin
lalu saring. Air dari saringan ini bisa digunakan untuk mengendalikan
berbagai hama tanaman.
Gamal (Gliricidia sepium)
Daun dan batang gamal ditumbuk, beri sedikit air lalu ambil ekstraknya.
Ekstrak daun segar ini dan batang gamal ini dapat digunakan untuk
mengendalikan berbagai jenis hama tanaman, khususnya jenis serangga.
Bunga Mentega (Nerium indicum)
Gunakan daun dan kulit kayu mentega dan rendamlah dalam air biasa
selama kurang lebih 1 jam, kemudian disaring. Dari hasil saringan tadi
dapat digunakan untuk mengusir semut.
BERIKUT BEBERAPA HAMA DAN PENGENDALI ALAMINYA
- Kutu Putih pada daun atau batang. Dapat
digunakan siung bawang putih yang ditumbuk dan diperas airnya serta
dicampurkan dengan air sesuai dosis yang diperlukan. Jika kutu melekat
erat pada tanaman, dapat digunakan campuran sedikit minyak kelapa.
Semprotkan campuran tersebut pada tanaman yang terserang hama.
- Tikus. Buah jengkol dapat ditebarkan di sekitar
tanaman atau di depan lubang sarang tikus. Atau dengan merendam irisan
jengkol pada air selama 2 hari. Lalu semprotkan pada tanaman padi yang
belum berisi akan menekan serangan walang sangit.
- Berbagai serangga. Air rebusan cabai rawit yang
telah dingin dan dicampur dengan air lagi serta disemprotkan ke tanaman
akan mengusir berbagai jenis serangga perusak tanaman.
- Aphids. Air rebusan dari campuran tembakau dan
teh dapat mengendalikan aphid pada tanaman sayuran dan kacang-kacangan.
Air hasil rebusan di campurkan kembali dengan air sehingga lebih encer.
- Berbagai serangga. Air rebusan daun kemangi
atau daun pepaya yang kering ataupun yang masih segar, dapat
disemprotkan ke tanaman untuk mengendalikan berbagai jenis serangga.
- Nematoda akar. Dengan menggunakan bunga kenikir
(Bunga Tahi Kotok) yang direndamkan oleh air panas mendidih. Biarkan
semalam lalu saring. Hasil saringan tersebut disiramkan ke media
tanaman. Penting diperhatikan media yang digunakan mudah dilalui oleh
air.
- Mengendalikan serangga, nematoda dan jamur.
Dengan membuat air hasil rendaman tumbukan biji nimba dengan air selama
tiga hari. Lalu siram pada tanaman, umumnya efektif pada tanaman
sayuran.
Bagaimanakah cara mengatasi serangan hama pada tanaman padi, kedelai dan hortikultura?
Tanaman Kecubung ternyata memiliki kegunaan yang dapat membantu
serangan hama pada tanaman padi, kedelai dan hortikultura. Bagian buah
dan daun pada tanaman kecubung ternyata mengandung racun syaraf yang
sangat kuat. Cara menyiapkannya
sangat sederhana, bagian buah, daun dan batang kecubung dilarutkan
dalam air, lalu hasil saringannya disemprotkan pada tanaman yang terkena
serangan hama
(Sumber: Suharto Budiyono, Bidang Bina PTPH DIY. Yogyakarta).
Adakah cara alami pembuatan dekomposer untuk mempercepat proses pematangan kotoran ternak menjadi pupuk organik?
Siapa sangka air kumur yang dicampur dengan kulit pisang, daun kirinyuh
dan dedak akan sangat membantu guna mempercepat proses pematangan
kotoran ternak menjadi pupuk organik. KH. Fuad Affandi, pimpinan Pondok
Pesantren Al Ittilaq, kecamatan Ranca Bali, kabupaten Bandung, campuran
air kumur santri, kulit pisang, daun kirinyuh dan dedak ia jadikan
mikrofermentasi alami yang dicampur pada kotoran sapi dan domba.
Benarkah kulit pisang sangat membantu untuk memenuhi kebutuhan Fosfor, Magnesium, Sulfur dan Sodium pada tanaman?
Cara praktis untuk membuktikannya adalah potong kulit pisang dan
potongannya dipendam disekitar tanaman hias. Sedangkan untuk tanaman
padi, 10 kg kulit pisang diblender sampai cair dengan perbandingan 10
liter air kemudian dibiarkan selama 1 malam. Saring air hasil rendaman
pada keesokan harinya, 1 liter hasil saringan dicampur dengan 10 liter
air sebelum disemprotkan ke tanaman
Cara alami apa yang efektif untuk mengatasi serangan hama pada tanaman Cabai?
Daun sirsak atau disebut juga tanaman nangka Belanda dapat
dipergunakan untuk mengatasi Hama Thrips pada tanaman Cabai. Blender 50 –
100 lembar daun sirsak yang dicampur dengan 5 liter air dan didiamkan
selama 1 malam. Saring air hasil rendaman pada keesokan harinya, 1 liter
hasil saringan dicampur dengan 17 liter
air sebelum disemprotkan ke tanaman (Sumber: Petani Desa).
Seperti apa pola tumpang sari yang tepat dalam budidaya sayuran organik untuk mencegah wabah serangan hama dan penyakit?
Adalah Agus Margono, petani sayuran organik di kawasan bukit
Gambungpangkalan kawasan Bandung Selatan. Tanaman Tomat ditanam dekat
tanaman Bawang Daun. Aroma Bawang Daun akan mencegah serangan lalat
buah.
Bagaimanakah cara mengatasi serangan ulat jengkal dan ulat api yang menyerang tanaman Teh dengan aplikasi pestisida nabati?
Sekelompok petani teh di kecamatan Cikalong Wetan, kabupaten Bandung,
memanfaatkan daun tanaman Surian, Ki Pahit, dan biji Mandalika untuk
mengatasi serangan ulat jengkal dan ulat api. Menurut Bp. Undang DS
selaku ketua kelompok tani, ragam dedaunan itu ditumbuk dan dicampur
dengan air yang berkomposisi 1:10 untuk selanjutnya didiamkan selama 1
hari. Semprotkan pada daun tanaman
yang terkena ulat maka dalam waktu 1 minggu akan terlihat hasilnya secara nyata.
Adakah ramuan nabati yang dapat membantu perangsangan buah dan batang pada tanaman?
Bp. Mashur, petani dari Kelompok Tani Berkah di dusun Tanjung Anom,
desa Tandem Hilir II kecamatan Hamparan Perak, kabupaten Deli Serdang,
ramuan daun mekar sore, vitamin B complex, madu, telur ayam kampung, air
saringan tomat dan campuran kotoran ternak sapi yang masih baru, telah
membantu meningkatkan
produktivitas pertanian lahan yang ia miliki.
Cara apa yang dapat mengatasi serangan hama walangsangit dan kepiding?
Campuran minyak kelapa, air dan tembakau dapat mengatasi serangan hama yang dimaksud.
PENGENDALIAN HAMA BELALANG
Belalang Kembara merupakan hama penting di Indonesia tercatat di
Provinsi Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara,
Lampung, Sumatra Selatan, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Barat pernah
terjadi ledakan Populasi hama tersebut. Hama ini merupakan salah satu
faktor penghambat dalam program peningkatan produksi tanaman. Kerusakan
dan kerugian yang ditimbulakan olah hama belalang kembara sangat
bervariasi diikuti dengan peningkatan populasi yang tinggi. Belalang ini
mempunyai sifat cenderung untuk membentuk kelompok yang besar dan suka
berpindah-pindah (berimigrasi), sehingga dalam waktu yang singkat dapat
menyebar pada areal yang luas. Kelompok yang berimigrasi dapat memakan
tumbuhan yang dilewatinya selama dalam perjalanan.
Perilaku makan belalang kembara dewasa biasanya diwaktu hinggap pada
sore hari sampai malam dan pada pagi hari sebelum terbang. Kelompok
Nimfa yang berimigrasi dapat memakan tumbuhan yang dilokasi selama dalam
perjalanan. Belalang ini cenderung memilih makanan yang lebih
disukainya, terutama spesies tumbuhan dari Famili Graminae. Dalam
keadaan eksplosi juga diserang daun-daun kelapa dan tanaman dari
golongan Palma lainnya. Musuh-musuh alami belalang kembara yaitu berupa
penyakit parasit dan predator. Penyakit yang menyerang belalang kembara
antara lain penyakit bakteri, penyakit cendawan antara lain yaitu,
parasit ini dari jenis Nematoda, dan predator dari bangsa burung dan
semut. Dalam keadaan populasi belalang tinggi nampaknya peranan musuh
alami ini relatif rendah.
Cara-cara pengendalian yang dapat diterapkan antara lain :
- Kultur Teknis: Dengan mengatur pola tanam dan menanam tanaman
alternatif yang tidak disukai oleh belalang seperti tanaman kacang tanah
dan ubi kayu, melakukan pengolahan tanah pada lahan yang diteluri
sehingga telur tertimbun dan yang terlihat diambil.
- Gropyokan/Mekanik/Fisik: Kelompok tani secara aktif mencari
kelompok belalang di lapangan, dengan menggunakan kayu, ranting, sapu
dan jaring perangkap.
- Kimiawi: Pengendalian yang dapat dilakukan pada Stadium Nimfa
kecil karena belum merusak. Pengendalain terhadap imago dilaksanakan
pada malam hari, mulai dari belalang hinggap senja hari sampai sebelum
terbang waktu pagi hari. Pengendalian sebaiknya secara langsung terhadap
individu/kelompok yang ditemui di lahan.
- Biologis: Dengan menggunakan cendawan, dengan cara penyebaran
pada tempat-tempat bertelur belalang kembara atau dengan penyemprotan
dengan terlebih dahulu membuat suspensi (larutan cendawan).
- Pengendaliandengan Ekstrak Tuba (Deris. Sp): Ekstrak Nimba
(azadiracht indica) dilakukan penyemproptan pada tanaman untuk
meninggalkan “Efek Residu” pestisida pada Tanaman.
Pestisida nabati (Ekstrak Tuba dan Nimba) merupakan salah satu komponen
yang memiliki prospek yang baik untuk digunakan dalam pengendalian
belalang kembara dan juga OPT lainnya, khususnya tumbuhan tuba yang
tersedia dilingkungan petani. Ekstrak bisa dibuat secara sederhana dan
langsung di aplikasikan oleh petani sehingga bisa dianggap murah.
PENGENDALIAN BELALANG KEMBARA DENGAN EKSTRAK TUBA (Deris. Sp) dan EKSTRAK NIMBA (Azadiracht indica )
Mengingat adanya berbagai kekurangan dari pestisida yang ada sampai
sekarang ini. Para ahli menganggap perlu diciptakan pestisida baru yang
ideal, efektif mengendalian serangga, aman terhadap lingkungan dan harga
terjangkau oleh pengguna. Banyak informasi hasil penelitian tentang
jenis tumbuhan yang mengandung senyawa aktif dan berpotensi sebagai
insektisida diantaranya adalah tuba (Deris. Sp) yang mengandung bahan
aktif Rotenon dan Nimba (Azadiracht indica) mengandung bahan aktif
Azadirachtin. Dapat mempengaruhi perilaku belalang dan barbagai serangga
lainnya, berfungsi sebagai penghambat nafsu makan/antifedant,
repallent, attractan, menghambat perkembangan serangga, menurunkan
keperidian hingga berpengaruh langsung sebagai racun.
Penggunaan pestisida nabati tidak persistem/mudah terurai di alam sehingga penggunaannya aman bagi lingkungan.
PEMBUATAN EKSTRAK
Untuk mengolah bahan-bahan akar tuba dan daun nimba menjadi pestisida
dapat dimulai dari teknologi sederhana yaitu penghancuran akar/daun.
Pelarut air bersih, perendaman dalam wadah (jirigen). Proses
ekstraksi/persenyawa bahan aktif dengan air. Proses penyaringan aplikasi
pada hama sasaran. Untuk pengendalian hama belalang diperlukan
dosis/takaran 1 kilogram akar tuba/daun nimba dan 20 liter air besih.
PROSES PEMBUATAN EKSTRAK
Mengumpulkan bahan baku akar tuba dan daun nimba.
Akar tuba/daun nimba dicuci dengan air sampai bersih.
Untuk akar tuba dipotong dengan ukuran kecil lebih dulu kemudian baru ditumbuk dengan menggunakan lesung.
Daun nimba langsung dihaluskan dilesung atau dapat juga diblender sampai menjadi potongan kecil.
Satu kilogram akar tuba atau daun nimba yang telah dihaluskan
dimasukan kedalam jirigen isi 20 liter, kemudian ditambah air bersih.
Proses perendaman minimal 3 hari setelah itu baru dapat dipakai untuk aplikasi.
Pada saat pengendalian larutan disaring terlebih dahulu dan ditambahkan bahan perekat (Cytowett/detergen).
BAHAN BAKU
(AKAR TUBA/DAUN NIMBA)
|
PENCUCIAN
|
PENGIRISAN/PENGHALUSAN
|
PERENDAMAN
|
PENYARINGAN DAN PEMBERIAN
LARUTAN PEREKAT
|
APLIKASI/PENYEMPROTAN
Dalam jangka panjang untuk menghindari serangan hama belalang
ekstrak tuba dan nimba dapat diolah dalam jumlah yang cukup oleh petani
dan disimpan dalam waktu yang cukup lama. Sehingga sewaktu-waktu ada
serangan belalang pestisida nabati tinggal disaring dan disemprotkan
pada tanaman. Selama aspek teknis diperlukan langkah-langkah terpadu
dalam pengedalian hama belalang kembara, antara lain sebagai berikut :
Pemantauan populasi dan keadaan penyebaran belalang hendakan mendapat
perhatian yang seksama baik oleh petugas (PHP, PPL, Aparat pemandu dan
lain-lain). Informasi umum mengenai perkembangannya menjadi masukkan
untuk mengambil tindakan yang perlu dilakukan.
Menjaga kelestarian pemangsa belalang yang ada di alam antara lain burung dan lain-lain.
Penyuluhan secara terpadu melalui berbagai instansi yang terkait
untuk menghindari pembakaran hutan, terutama disekitar areal
pertanian/perkebunan yang akhirnya menjadi lahan terbuka akhirnya tidak
tertangani dan tubuh belukar sehingga menjadi tempat berkembangbiaknya
belalang.
Disusun oleh :
Ki Pelem
Ki Pedo
Ki Jantara